islamiclkp.blogg.se

Dan mayoritas penerima kucuran dana siapa lagi kalau bukan para taipan, konglo hitam. Selain itu, ‎ditemukan 11 bentuk p‎enyimpangan senilai Rp84,842 T. Sepuluh bank beku operasi, lima bank take over, 18 bank beku kegiatan usaha (BBKU), dan 15 bank dalam likuidasi. Audit tersebut dilakukan pada Bank Indonesia dan 48 bank penerima BLBI. Pada 2033, potensi kerugian diprediksi mekar jadi Rp 5.000 triliun.ĭari audit BPK, pada tahun 2000 diketahui kebocoran sekitar 95,78 persen dari dana BLBI yang disalurkan. Hingga tahun 2015, “kerugian negara mencapai Rp2.000 triliun dari nilai awal pada 1998 sekitar Rp650 triliun,” ujar Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yenny Sucipto. Jumlahnya tak kurang dari US$13,84 M menurut perhitungan 2008.īergulir dari tahun 1998 itu, kasus BLBI membengkakkan defisit keuangan negara setiap tahunnya. Dahsyatkah jumlah terssebut? Belum, jika diukur dalam pemeringkatan uang negara (baca: uang rakyat) yang dikorup sejauh ini. Maklum, sejak awal ternyata sudah di- setting sebagai bancakan kolektif kolegial. Ada skenario tabrak tiang listrik, tipugrafi rumah sakit, dan ‘legitimasi’ versi polisi.ĭari plafon segede itu, lebih separonya ternyata jadi dana bancakan.

Kisahnya makin mengharu biru ketika ancaman panggil paksa KPK dialamatkan kepada Setya Novanto (Oei Yung Gie), Ketua DPR RI.

Proyek Rp5,9 T yang berawal pada 2006 (era SBY) itu menggeret puluhan nama: eksekutif, legislatif dan tentu saja pebisnis. KASUS e-KTP menggelinding dengan seronok.